Selasa, 07 Maret 2017

Jumlah Wisatawan Di Yogyakarta Meningkat Karena Banyaknya Destinasi Baru

Kunjungan wisatawan ke DI Yogyakarta selama libur hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah diprediksi meningkat dibanding libur Lebaran tahun sebelumnya. Peningkatan itu dipicu dari munculnya tempat wisata baru seperti Taman Breksi (Kabupaten Sleman), Ayunan Langit (Kabupaten Kulon Progo), Hutan Mangrove (Kabupaten Kulon Progo), dan beberapa destinasi lainnya.

Pict: ngadem.com
"Selain itu, cuti bersama atau libur Lebaran tahun ini waktunya cukup bagus sekitar 10 hari sehingga setelah silaturahmi di hari pertama sampai ketiga Idul Fitri, pemudik masih bisa wisata," ujar Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Aris Riyanto di Yogyakarta, Jumat (23/6/2017).

Dikatakan Aris, berdasarkan pengalaman libur Lebaran di tahun sebelumnya, peningkatan jumlah wisatawan yang datang mencapai 10-15 persen setiap tahunnya. Pada 2015 misalnya, jumlah wisatawan yang datang mencapai 2,46 juta orang . Sedangkan jumlah wisatawan yang datang pada 2016 mencapai 2,63 juta orang.

"Maka dari itu asumsi kami peningkatan jumlah wisatawan libur Lebaran tahun ini (meningkat) 10-15 persen juga, dan prediksi itu selalu tercapai. Tapi data tahun lalu itu yang terhitung di hotel. Kalau ditambah yang tinggal di luar seperti rumah keluarga, pasti peningkatan lebih banyak," kata Aris.

Aris menilai, lokasi wisata di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Sleman masih menjadi favorit selama libur Lebaran. Sebab, kata dia, belum ada destinasi wisata lain yang mengalahkan pesona wisata yang ada di dua kabupaten tersebut.

"Selama tiga tahun terakhir ini dua kabupaten itu masih menjadi primadona. Gunungkidul dengan pantainya dan Sleman dengan Lava Tour-nya. Tapi kami melihat Kulon Progo juga akan menigkat karena ada Hutan Mangrove dan Ayunan Langit," ujar Aris.

Hindari Lokasi Ubur-ubur

Untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan, lanjut Aris, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mengantisipasi hal tersebut. Pemerintah kota/kabupaten melakukan antisipasi bersama kepolisian untuk mengatur arus lalu lintas dan perparkirannya.

"Itu penting untuk memberikan kenyamanan," kata Aris.

Aris pun meminta Dinas Pariwisata Gunungkidul untuk menyiapkan tenaga medis khusus untuk memberikan pelayanan khusunya kepada wisatawan yang datang ke wilayah pantai. Sebab, kata dia, sejumlah pantai di Gunungkidul menjadi lokasi keberadaan ubur-ubur.

"Kalau terkena ubur-ubur karena itu panas dan bengkak karena saya pernah dan keponakan kena di salah satu pantai Gunungkidul," kata Aris.

Wisatawan pun diminta untuk menghindari tempat yang dihuni ubur-ubur ketika bermain air di pantai. Menurutnya, ubur-ubur itu sering berada di pinggir pantai yang airnya tidak bergelombang.

"Masyarakat lokal juga kami minta mengingatkan wisatawan untuk tidak ke lokasi ubur-ubur," tutupnya.

Sumber: kompas.com ( Teuku Muhammad Guci Syaifudin )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar